TERHUBUNG KE LANGIT
بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
🌱Dia sangat lelah. Jiwa maupun raga. Tenaganya terkuras. Luar maupun dalam. Seharusnya dia beroleh istirahat di malam hari, meski gulana tetap menghantuinya. Tetapi saat Khodijah membentangkan selimut untuknya dan dia mulai terlelap dalam hangat, sebuah panggilan langit justru memaksanya terjaga.
🌤“Hai orang yang berselimut. Bangunlah di malam hari kecuali sedikit. Separuhnya atau kurangilah yang separuh itu sedikit. Atau tambahlah atasnya. Dan bacalah al-Qur’an dengan tartil.” (Qs. al-Muzammil [73]: 1-4)
Untuk apa❓
📎“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.” (Qs. al-Muzammil [73]: 5)
⚖Seberat apa?
📎“Kalau sekiranya Kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah berantakan disebabkan takut kepada Allah.” (Qs. al-Hasyr [59]: 21)
📍Ini kalimat dan beban yang berat. Dan Muhammad harus menerima dan menanggungnya. Karena itu dia harus bangun di waktu malam untuk menghubungkan diri dengan sumber kekuatan yang Maha Perkasa.
Maka Sang Nabi pun bangkit. Dia sholat.
🍂Lalu dia memohon kekuatan agar mampu mengemban amanah itu. “Ya Robbi,” lirihnya, “Kepada-Mu kuadukan lemahnya dayaku,
kurangnya siasatku, dan kehinaanku di hadapan manusia. Wahai Yang Paling Penyayang di antara para penyayang, Engkaulah Robb
orang-orang yang lemah. Engkaulah Robbku. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari segala kegelapan dan yang karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tak menurunkan murka-Mu kepadaku. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari-Mu.”
🌿Maka Allah menjawabnya, mencurahkan rahmat kepadanya
sebagai cinta dari langit untuk ditebarkan di bumi.
📎“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kasar lagi berhati keras, tentulah mereka menjauhkan dari sekelilingmu.” (Qs. Ali ‘Imron [3]: 159)
🌿Dalam dekapan ukhuwah, kita rindu mewarisi keteguhan Sang Nabi. Kita rindu dicurahi rohmat-Nya hingga mampu berlemah lembut pada sesama. Kita berambisi dipuji Allah seperti Sang Nabi, "Sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung" Allah jadikan mereka sebagai teladan bagi kita. Kisahnya diulang-ulang untuk menguatkan hati.
📖 Salim A. Fillah
🌏 Dalam Dekapan Ukhuwah
📚 Pro-U Media
🌺 Semoga Bermanfaat 🌺
📷 Instagram : @rohisannida13
🎥 Youtube : Rohis Annida
🎊Jazakumullaahu khairan katsiir🎊
Komentar
Posting Komentar