TAUHID PANGKAL SYUKUR
بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن
الرّحيـــــــم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Sabar dan syukur merupakan faktor yang dibutuhkan seorang hamba untuk dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah. Sebab, iman dibangun di atas pondasi sabar dan syukur. Dikatakan demikian karena pangkal dari syukur adalah tauhid, dan pangkal dari sabar adalah tidak menuruti hawa nafsu.
Sesungguhnya, orang musyrik dan orang yang selalu menuruti hawa nafsu tidak akan pernah bisa menjadi orang sabar dna bersyukur. Akibatnya, ayat-ayat Allah tidak bermanfaat dan tidak berpengaruh terhadap iman di dalam diri mereka.
Perlu kita mengingat kembali bahwa kefasikankefasikan, kesombongan dan kebohongan akan membawa seseorang kepada kesesatan. Ada banyak ayat Al-Qur'an yang menerangi hal ini.
Di antaranya adalah beberapa firman Allah SWT di bawah ini:
( يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ (٢٦) الَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (٢٧)
"... Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan, dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al-Baqarah[2]: 26-27).
(يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ(٢٧) )
" Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki."
(QS. Ibrahim[14]:27).
(فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ وَاللَّهُ أَرْكَسَهُمْ بِمَا كَسَبُوا(٨٨) )
" Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah mengembalikan mereka (kepada kekafiran) disebabkan usaha mereka sendiri?... " (QS. An-Nisa[4]:88).
(وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ(١١٠) )
" Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur'an)." (QS. Al-An'am[6]:110).
Melalui ayat-ayat tersebut di atas, Allah SWT memberitakan bahwa Dia menghukum hamba-hamba-Nya yang tidak beriman, bahkan berpaling setelah keimanan datang kepada mereka dan mereka pun mengetahuinya. Allah menghukum mereka dengan cara memalingkan hati dan penglihatan mereka, hingga hal itu menghalangi mereka untuk beriman. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ(٢٤) )
" Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya." (QS. AL-Anfal[8]:24).
Maka dari itu, Allah memerintahkan manusia agar memenuhi suruan Allah dan Rasul-Nya pada waktu Rasulullah SAW mengajak mereka untuk menempuh jalan kebahagiaan. Allah juga memperingatkan hamba-hamba-Nya agar tidak melanggar atau menunda suruan tersebut. Sebagaimana firman-Nya:
(فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ(٥) )
" Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (QS. Ash-Shaff[61]:5).
Allah SWT juga berfirman:
(كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(١٤) )
" Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka." (QS. Al-Mutaffifin[83]:14).
Dalam ayat ini Allah memberitahukan bahwa perbuatan orang-orang yang zhalim itu telah menutupi hati mereka sendiri. Akibatnya, hati mereka tidak dapat mengimani ayat-ayat Allah. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
(إِنْ هَٰذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ(٢٥))
" Ini (Al-Qur'an) tidak lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu." (QS. Al-An'am[6]:25).
Adapun tentang orang-orang munafik, Allah SWT berfirman dalam ayat berikut ini:
(نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ(٦٧))
" Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). (QS. At-Taubah[9]:67).
Allah membalas kelupaan (kelalaian) kaum ini atas-Nya dengan melupakan mereka. Karenanya, Allah tidak mengingat mereka kepada petunjuk dan rahmat-Nya.
Akibatnya, orang-orang yang telah memperdayai diri mereka secara tidak sadar tersebut pun enggan menggapai kesempurnaan diri sendiri dengan mempelajari ilmu yang bermanfaat dan berbuat amal shalih. Padahal, ilmu dan amal adalah petunjuk dan agama yang haq(hakiki).
Mengenai kaum munafik ini pula, Allah SWT berfirman:
(أُولَٰئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ(١٦) وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ(١٧) )
" Mereka itulah orang-orang yang dikunci hatinya oleh Allah, dan mengikuti keinginannya. Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerahi ketakwaan mereka." (QS. Muhammad[47]:16-17).
Dalam ayat ini Allah menggandengkan penyebutan menuruti hawa nafsu dan kesesatan yang merupakan akibat dari perbuatan mereka sendiri, sebagaimana Allah menggandengkan penyebutan takwa dan petunjuk-Nya bagi orang-orang yang mendapat perintah.
Sumber
📖 Syamsuddin Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah
🌏 Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i
📚 Fawaidul Fawaid
-----------------------------------------------
📷 Instagram : @rohisannida13
📹 Youtube : Rohis Annida
Komentar
Posting Komentar